Memahami Kanker Ovarium: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya

 


Memahami Kanker Ovarium: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya

Kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada ovarium atau indung telur, organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur serta hormon estrogen dan progesteron. Meskipun kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita berusia lanjut, kanker ini bisa menyerang wanita dari berbagai kalangan usia. Pemahaman yang baik tentang kanker ovarium, mulai dari penyebab hingga pengobatannya, sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang efektif.

 

Apa Itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium adalah kondisi medis di mana sel-sel di ovarium tumbuh secara abnormal dan ganas. Ovarium memiliki dua jenis kanker utama berdasarkan letak pertumbuhannya:

  1. Kanker Ovarium Epitel: Ini adalah jenis kanker ovarium yang paling umum, berkembang pada jaringan epitel yang melapisi bagian luar ovarium. Kanker ini terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu karsinoma serosa dan karsinoma musin.
  2. Tumor Sel Germinal: Jenis kanker ini berasal dari sel-sel yang memproduksi sel telur. Biasanya terjadi pada wanita muda.
  3. Stroma: Jenis kanker yang berkembang dari sel-sel yang memproduksi hormon seperti estrogen dan progesteron. Meskipun jarang, kanker ini sering kali terdeteksi pada stadium awal.

 

Penyebab Kanker Ovarium

Penyebab pasti dari kanker ovarium belum sepenuhnya diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap kanker ini, antara lain:

  • Riwayat Keluarga: Memiliki keluarga dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara dapat meningkatkan risiko.
  • Usia: Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Faktor Hormon: Terapi hormon pasca-menopause dapat berperan dalam meningkatkan risiko.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat berkontribusi pada risiko kanker ovarium.
  • Endometriosis: Gangguan ini dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
  • Sindrom Lynch: Sindrom genetik ini dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
  • Menstruasi Dini: Memulai menstruasi sebelum usia 12 tahun.
  • Kehamilan: Wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi.

 

Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium sering kali tidak menunjukkan gejala pada stadium awal, yang membuatnya sulit dideteksi. Namun, pada stadium lanjut, gejala berikut mungkin muncul:

  • Perut Membesar: Pembengkakan atau rasa penuh di perut.
  • Nyeri Perut: Rasa nyeri yang tidak kunjung sembuh.
  • Penurunan Berat Badan: Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Mual dan Kembung: Perasaan mual dan perut terasa kembung.
  • Nyeri saat Berhubungan Seksual: Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seksual.
  • Frekuensi Buang Air Kecil Meningkat: Meningkatnya kebutuhan untuk buang air kecil.

 

Diagnosis Kanker Ovarium

Diagnosis kanker ovarium memerlukan beberapa langkah pemeriksaan untuk memastikan keberadaan kanker, termasuk:

  1. Pemeriksaan Fisik dan Wawancara Medis: Dokter akan menanyakan keluhan serta memeriksa fisik untuk mendeteksi gejala.
  2. Pemeriksaan Panggul: Prosedur untuk meraba organ panggul guna mendeteksi kelainan.
  3. Tes Pencitraan: Pemeriksaan seperti MRI, USG, atau CT scan untuk melihat gambaran struktur ovarium.
  4. Tes Darah: Pengukuran kadar protein CA-125 dalam darah. Kadar CA-125 yang tinggi bisa menunjukkan adanya kanker ovarium.

 

Pengobatan Kanker Ovarium

Pengobatan kanker ovarium disesuaikan dengan stadium penyakit dan kondisi pasien. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi:

  1. Tindakan Operasi: Operasi untuk mengangkat ovarium yang terkena kanker. Jika kanker telah menyebar ke rahim, histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin diperlukan.
  2. Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan yang ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara intravena atau oral.
  3. Radioterapi: Penggunaan sinar X atau proton untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi biasanya dilakukan setelah operasi untuk menghilangkan sel kanker yang tersisa.

 

Cara Mencegah Kanker Ovarium

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker ovarium, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko, antara lain:

  • Penggunaan Pil KB: Pil kontrasepsi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
  • Menjaga Berat Badan Ideal: Mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga dapat membantu menjaga berat badan ideal.
  • Pemeriksaan Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi secara rutin.
  • Diskusi dengan Dokter: Berdiskusi tentang terapi hormon pasca-menopause dengan dokter.
  • Penanganan Kista Ovarium: Mengobati kista ovarium dengan tepat untuk menghindari risiko perkembangan menjadi kanker.

 

Kesimpulan

Kanker ovarium adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang cepat. Dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan pengobatan kanker ovarium, diharapkan kita dapat meningkatkan kesadaran dan deteksi dini untuk meminimalkan dampak penyakit ini. Penting untuk selalu memperhatikan kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin guna mendeteksi kemungkinan adanya kanker ovarium sejak dini.

Melalui informasi ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami kanker ovarium dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah serta mengobatinya. Jika mengalami gejala atau memiliki faktor risiko, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

 

Sumber: https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kanker-ovarium